Diskusi Kedaulatan Ekonomi Bersama Sahabat Padi ITB Ajak Alumni Adu Gagasan





"Kegagalan pada pemerintah dalam merealisasikan kedaulatan ekonomi yang diangkat Presiden Jokowi saat awal pencalonannya. Menurutnya, hal ini karena strategi yang dijalankan para menteri seperti bertolak belakang dengan visi presiden, sehingga dia berharap hal yang sama tidak terjadi pada calon presiden Prabowo Subianto,"kata Dr Rizal Ramli.

"Karena adanya inkonsistensi antara visi, misi, strategi dan kebijakan para personilnya, maka cita-cita pak Jokowi tentang kedaulatan pangan, diterjemahkan menterinya sebagai lebih banyak impor. Karena yang dipilih, menteri yang doyan impor. Pemerintah ini bekerja untuk siapa? Apakah kita pilih pak Jokowi supaya kita bikin senang petani di Vietnam dan Thailand?,"lanjut Rizal,(15/01/19)

Tidak hanya Rizal Ramli saja, Faisal Basri pun juga mencoba membedah neraca perdagangan luar negeri Indonesia, khususnya defisit di sektor non-migas. Menurutnya salah satu penyebab besarnya defisit ini karena ada oknum pemerintah yang memanfaatkan gencarnya pembangunan jalan tol untuk meningkatkan laju impor, diantaranya impor gula yang tahun 2017-2018 mencatatkan nilai tertinggi sepanjang sejarah.

"Apa yang terjadi? Karena didalam tubuh pemerintah, ada yang diam-diam membangun jalan tol untuk mempermudah impor. Impor gula tahun lalu (2017-2018) 6,4 juta ton, sampai November, jadi kalau sampai Desember, insyaAllah impor gula kita tahun lalu tertinggi sepanjang sejarah. Rekor baru sudah pecah," jelas Rizal.

Kedaulatan Ekonomi sebagai topik dari diskusi ini dari pasangan Capres dan Cawapres. Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno, di kampanyenya dan juga dari aspirasi masyarakat dalam beberapa tahun kebelakang yang cenderung mempermasalahkan sulitnya mencari lapangan kerja dan harga yang melambung. Beberapa indikator moneter, nilai tukar Rupiah terhadap Dollar, kenaikan hutang luar negeri, serta angka kemiskinan pun menunjukkan adanya gejala krisis ekonomi yang sedang melanda Indonesia serta mengganggu kedaulatan ekonomi bangsa.

Maka dari itu, komunitas SAHABAT PADI ITB yang mewadahi alumni ITB pendukung pasangan Prabowo-Sandi mencoba menghadirkan forum diskusi intelektual bertajuk 'Kedaulatan Ekonomi' fakta atau fiktif? Dalam diskusi ini juga menghadirkan dua ekonomi senior, Dr. Rizal Ramli dan Dr. Faisal Basri, kedua narasumber merupakan pakar ekonomi yang cukup kritis dalam memberikan analisa dan masukan bagi beberapa periode pemerintahan yang lalu dan Dr. Rizal Ramli juga dikenal sebagai salah satu alumni aktivis senior dari kampus ITB.

"Alumni universitas seharusnya mengedepankan adu gagasan intelektual untuk ikut menyelesaikan berbagai permasalahan bangsa. Karena itu forum diskusi seperti ini diharapkan menjadi suatu contoh bagi komunitas alumni kampus pendukung pasangan Capres dan juga Cawapres di Pilpres 2019," jelas Akhmad Syarbini (Abi), koordinator 'SAHABAT PADI ITB'

Diskusi ini pun diharapankan menjadi dialektika yang lebih produktif untuk solusi pada permasalahan bangsa dan ekonomi.
"Alumni kampus memiliki fungsi yang strategis dalam memberikan sumbangsih akademik dalam kebijakan pemerintah, siapapun nantinya yang akan terpilih. Maka dari itu kami berharap cara-cara intelektual lebih dikedepankan saat memberikan dukungan kepada para paslon (Capres/Cawapres) di Pemilu 2019). Diantaranya melalui forum diskusi seperti ini,"ujar Sarjana Teknik Geodesi ITB angkatan 1986, Wakil Ketua Kadin DKI bidang Koperasi, UMKM dan Agribisnis, di Kinanti Building, Jakarta Selatan, pada 15 Januari 2019.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PT Bintang Anugerah Kencana Sebagai Distributor Nasional Indonesia Yang Ditunjuk Oleh F-Secure

Grand Lunching Store 'BRATPACK" PIM 2

Meramaikan Perfilman Indonesia MD Pictures Menghadirkan Film Horor " Ruqyah"