Konferensi Pres Film SALAWAKU




Kementerian BUMN, Kantor BEKRAF
( 10/02/2017 )
JELANG RILIS NASIONAL. SALAWAKU JADI FILM INDONESIA PERTAMA YANG MENDAPAT DUKUNGAN BFKRAF

Di tengah geliat Industri kreatif di Indonesia beberapa tahun terakhir, film menjadi salah satu penggerak industri kreatif yang disebut sebagai salah satu motor perkembangan ekonomi kreatif lndonesia menjadi semakin mumpuni Badari Ekonomi Kreatif (Bekraf) sebagai lembaga pemerintah memiliki salah satu tugas, pokok dan fungsi meningkatkan perfilman nasional, terutama dalam hal menghadirkan ekosistem industri yang lebih baik.

Wakil Kepala Bekraf Ricky Joseph Pesik mengungkapkan bahwa dukungan Bekraf kepada film Salawaku kali ini tidak semata karena film ini telah meraih berbagai penghargaan saja. “Selain sebagai satu-satunya film Indonesia di TIFF, Salawaku juga menjadi nomine film terbaik di Festival Film Indonesia (FFI) 2016 dan meraih Piala Dewantara untuk kategori Film Panjang Bioskop Terbaik dalam perhelatan Apresiasi Film Indonesia (AFI) 2016. Lebih dari itu, Salawaku menjadi bukti bahwa potensi pengembangan perfilman di wilayah Indonesia Timur sangat besar. Bekraf mendukung penuh semangat hebat yang melatari hadirnya film Salawaku ini," ucap Ricky.

Salawaku bukan hanya tercatat membawa pulang tiga piala pada FFI, 6 November 2016 lalu, yaitu Pemeran Anak Terbaik (Elko Kastanya), Pengarah Sinematografi Terbaik (Faozan Rizal), dan Pemeran Pembantu Wanita Terbaik (Raihaanun), tetapi juga mendapatkan nomine Film Terbaik (Kamala Films, produser Ray Zulham, Mike Julius), dan empat nominasi FFI lainnya, yaitu: Sutradara Terbaik (Pritagita Arianegara), Pemeran Pembantu Pria Terbaik
(Jflow Matulessy), Penata Musik Terbaik (Thoersi Argeswara), dan Lagu Tema Film Terbaik (Imaji Sunyi, Musik: Niko Veryandi, Lirik: Siska Salman). Tak hanya itu, Raihanun juga mendapatkan penghargaan Pemeran Pendukung Wanita Terbaik versi Majalah Tempo 2016.

Film perdana sutradara Pritagita Arianegara dengan rumah produksi Kamala Films ini memiki beragam keunggulan.Tidak hanya gambar indah yang mengekspos eksotisme tanah Maluku yang digarap apik oleh cinematographer Faozan Rizal, dan juga jalan cerita yang ditulis Iqbal Fadly yang siap mengaduk-aduk emosi penonton sepanjang tilm. Salawaku juga didulat menjadi Film Pembuka pada festival tahunan Jogja-Netpac Asian Film Festival (JAFF 2016) ke-11 dengan tiket yang terjual habis dan berhasil membuat antrian panjang pencinta film pada malam pembukaan.

Kisahnya sendiri bercerita tentang perjalanan dua orang berbeda usia, Salawaku dan Saras. Pencarian menjadi kata kuncinya. Diarahkan oleh sutradara sebelumnya berguru dengan Garin Nugroho, Teddy Soeriaatmadja, dan Hanung Bramantyo. Salawaku diperkuat oleh sejumlah pemain tidak hanya dikenal khalayak namun berhasil memainkan peran dengan baik. Mereka ada Karina Salim, Raihaanun, JFlow, Shaiira Umm, dan pendatang baru Elko Kastanya. Sebagai film yang berlatar di desa di timur Indonesia, Salawaku tak akan sukses tanpa keterlibatan 80%pemain Maluku di dalamnya yang seluruhnya berdialog dengan bahasa daerah.
Sebenarnya, apa arti sesungguhnya dari 'Saiawaku'7. Salawaku merupakan perisai atau alat perang tradisional di Maluku, yang kemudian dlpllih untuk menjadi nama karakter dalam hlm. “Maiuku mempunyai ratusan bahasa dan etnis sehingga membutuhkan tradisi besar dengan satu simbolik yang diwujudkan pada Salawaku. Salawaku berarti bertahan, bersabar, tameng dan psikologi orang Maluku dalam menahan amarah." ucap executive producer, M. Ikhsan Tualeka.

Salah satu alasan produser memilih lokasi syuting di Kota Piru. Seram Bagian Barat, Maluku yaitu tempat tersebut bukan hanya menakjubkan tetapi juga menjaga kearifan lokal. Proses syuting dilakoni selama 2 bulan penuh pada Juni-Juli 2015 silam saat bulan puasa dan faktor cuaca yang acap kurang bersahabat membuat aktris Karina Salim mengakui jika proses syuting lumayan berat. “Syuting nonstop, cuacanya panas banget," tuturnya. Namun, dia berhasil menghadapi berbagai tantangan di lokasi dan sukses membawakan perannya dengan sangat baik.

Dukungan Bekraf untuk promosi tilm Salawaku juga merupakan bagian dari dorongan bagi penggerak film indonesia untuk sukses di pasar nasional dan internasional, yang pada akhirnya akan semakin menciptakan kontribusi yang besar dari sektor kreatif terhadap perekonomian indonesia. Salawaku akan ditayangkan premiere pada tanggal 22 Februari 2017 di Plaza Indonesia, dan akan tayang serentak di bioskop-bioskop di Indonesia pada tanggal 23 Februari 2017.

Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) adalah lembaga pemerintah nonkementerian yang bertanggung jawab di bidang ekonomi kreatif. Saat ini, Kepala Bekraf dijabat oleh Triawan Munaf.

Bekraf mempunyai tugas membantu Presiden RI dalam merumuskan, menetapkan, mengoordinasikan, dan sinkronisasi kebijakan ekonomi kreatif di bidang aplikasi dan game developer, arsitektur, desain interior, desain komunikasi visual, desain produk, fashion, film animasi dan video, fotografi, kriya, kuliner, musik, penerbitan, periklanan, seni pertunjukan, seni rupa, dan televisi dan radio.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sophie Martin Plaza Semanggi Keren

PT Bintang Anugerah Kencana Sebagai Distributor Nasional Indonesia Yang Ditunjuk Oleh F-Secure

Grand Lunching Store 'BRATPACK" PIM 2