Variety.Com Pencetus Genre Barn Satay Western, Di Film "Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak"


”Kami merasa terharu, senang, sekaligus bangga. Setelah ’Marlina’ pergi ke belahan dunia lain untuk mengikuti festival film internasional, akhirnya dia akan pulang untuk penonton film Indonesia. Semoga ini menjadi salah satu film yang ditunggu-tunggu, seperti 'Marlina’ yang menunggu-nunggu ditonton oleh jutaan penonton film Indonesia,” ujar Rama Adi, salah satu Produser film yang mengambil latar belakang di Sumba, Nusa Tenggara Timur.

Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak sebelumnya sudah masuk seleksi Festival Film Cannes pada Mei lalu, New Zealand International Film Festival dan Melbourne Film Festival pada Agustus lalu, serta Toronto International Film Festival pada September ini.

“Kemarin kita dapat pengalaman menarik juga di Toronto International Film Festival. Penonton dan kritikus di sana merespon dengan balk sekali film ini. Ada salah satu penonton yang bilang, dia merasa isu yg dibicarakan di film ini sebenarnya cukup berat tapi dia bisa menikmati dengan menyenangkan," ungkap Mouly Surya, Sutradara ‘Marlina‘ di Cvg Grand Indonesia Jakarta, 25 September 2017.

Selanjutnya film berdurasi 90 menit ini telah Iolos seleksi dalam Vancouver International Film Festival (September-Oktober 2017), Sitges International Fantastic Film Festival {Oktober 2017), Busan International Film Festival (Oktober 2017).

"Pentingnya terseleksi festival film besar seperti di Cannes dan Toronto, sebenarnya sebagai strategi penting dari kami untuk membuka kesempatan luas mengakses jalur-jalur distribusi bagi film produksi kami. Memberi kesempatan kepada film kami untuk bertemu lebih banyak lagi penontonnya," tambah Rama Adi. .

Produser Fauzan Zidni memaparkan film tersebut sudah mendapatkan Ialur distribusi sebanyak 18 negara termasuk Amerika Serikat clan Kanada. Masib ada beberapa distributor dari negara Iain dalam tahap negosiasi.

Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak merupakan film produksi bersama Cinesurya clan Kaninga Pictures (Indonesia), dengan beberapa mitra ko-produksi internasional yaitu Sasha 8a (20 Production (Francis), Astro Shaw (Malaysia), HOOQ Originals (Singapura) clan Purin Pictures (Thailand). Film ini dibintangi oleh Marsha Timothy (Marlina), Dea Panendra (Novi), Egi Fedly (Markus), dan Yoga Pratama (Frans). Skenario digarap oleh Mouly Surya dan Rama ‘ Adi, dengan ide cerita dari Garin Nugroho.

Perjalanan 'Marlina’ cukup panjang. Sebelumya proyek film ini ikut terseleksi dalam Asian Project Market di Busan International Festival 2015, Korea Selatan dan Cinefondation L’Ateller Cannes Film Festival 2016. Marlina menjadi film Indonesia pertama yang menerima subsidi bergengsi dari Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Kebudayaan Francis, Cinema du Monde.

Film ini menceritakan, suatu hari di sebuah padang sabana Sumba, lndonesia, sekawanan tujuh perampok mendatangi rumah seorangjanda bernama Marlina (Marsha Timothy). Mereka mengancam nyawa, harta dan juga kehormatan Marlina dihadapan suaminya yang sudah berbentuk mumi, duduk di pojok ruangan. Keesokan harinya dalam sebuah perialanan demi mencari keadilan dan penebusan, Marlina membawa kepala dari bos perampok, Markus (Egi Fedly), yang ia penggal tadi malam. Marlina kemudian bertemu Novi (Dea Panendra) yang menunggu kelahiran bayinya dan Franz (Yoga Pratama) yang menginginkan kepala Markus kembaii. Markus yang tak berkepala juga berjalan menguntit Marlina.

Bagaimana kisah selanjutya..??
Jangan lewatkan penayangannya pada 16 November 2017, di biskop Indonesia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sophie Martin Plaza Semanggi Keren

PT Bintang Anugerah Kencana Sebagai Distributor Nasional Indonesia Yang Ditunjuk Oleh F-Secure

Familiar Song Gerald Situmorang