Penandatanganan Kerjasama AstraZeneca Indonesia Dan Kementerian Kesehatan Meluncurkan Program Tiga Tahun "Healthy Lung"
Konferensi Pres diadakan di Kementerian Kesehatan ruang rapat Gedung Prof Sujudi, H.R Rasuna Said Jakarta Selatan 26 September 2017, yang dihadiri,
dr. Lily S. Sulistyowati, MM, Direktur Pengendali Penyakit Tidak Menular, Direktorat Pengendalian penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan.
dr. Eni Gustina, MPH, PLT Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI
Joris Silon, Vice President AstraZeneca untuk Asia.
Risman Abudaeri, Pimpinan PT AstraZeneca Indonesia.
Perwakilan perhimpunan Dokter Paru Indonesia.
Perwakilan Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Perwakilan Persatuan Rumah Sakit Indonesia.
PT AstraZeneca Indonesia mempertegas komitmennya dalam memberikan edukasi yang lebih baik kepada masyarakat dan tenaga kesehatan terkait penyakit asma dan bermitra dengan Kementerian Kesehatan dalam upaya mencapai Sustainable Development Goals (SDGs) sebagai bagian dari agenda kesehatan nasional
Program “Healthy Lung" digagas oleh AstraZeneca merupakan program kesehatan terkait penanganan penyakit paru, yang ditujukan untuk para tenaga kesehatan di Indonesia guna memastikan bahwa pasien penyakit pernapasan mendapatkan perawatan yang mereka butuhkan.
PT AstraZeneca Indonesia (AstraZeneca) mewujudkan komitmennya untuk terus mendukung pembangunan kesehatan Indonesia melalui penandatanganan Perjanjian Kerjasama (PKS) dengan Kementerian Kesehatan.
Sebagai mitra Kementerian Kesehatan, PT AstraZeneca Indonesia bekerja sama dalam pengadaan program edukasi tenaga kesehatan untuk Penyakit Tidak Menular (PTM), pembangunan fasiiitas kesehatan, serta pemberian dukungan terhadap Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS), dan juga edukasi mengenai Health Financing di lingkungan Pemerintah dan Rumah Sakit. Melalui kerjasama ini, AstraZeneca berperan aktif dalam mendukung pemerintah untuk pencapaian program Sustainable Development Goals (SDGs) sebagai bagian dari agenda kesehatan nasional.
Sebagai bagian dari PKS, AstraZeneca bersama dengan Kementerian Kesehatan, organisasi profesi, dan LSM akan meiuncurkan program “Healthy Lung” untuk memastikan pasien penyakit paru mendapatkan akses terapi yang dubutuhkan. Program “Healthy Lung” adalah inisiatif regional AstraZeneca untuk meningkatkan penanganan penyakit asma dan Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) di sembiian negara di Asia.
Program “Healthy Lung" bertujuan untuk mendukung peningkatan akses penyakit terkait ke depannya dilakukan meiaiui pendekatan tiga pilar, yaitu:
1. Kemitraaan untuk meningkatkan kesadaran pemangku kepentingan.
2. Kemitraaan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan.
3. Kemitraan untuk peningkatan kapasitas dan akses.
“Penyakit pernafasan‘ seperti asma. PPOK dan kanker paru-paru meningkat pesat di Seluruh Asia dan khususnya di Indonesia. Hal tersebut menjadi suatu tantangan tersendiri kebanyakan sistem perawatan kesehatan. yang secara historis barfokus pada berawatan akut dan jangka pendek. Mengobati penyakit pernafasan secara efektlf memerlukan penanganan panjang dan fokus dalam penanganan seumur hidup secara botensial. AstraZeneca memiliki kesempatan yang istimewa ini untuk dapat berkolaborasl dengan pemerlntah Indonesia dan pemangku kepentingan Iainnya dalam memprakarsai program “Healthy Lung“ yang bertujuan memastikan bahwa lebih banyak pasien di Indonesia mendapatkan akses untuk perawatan dini serta perawatan yang tepat, "kata Joris Silon, AVP Asia Area AstraZeneca.
Berdasarkan data kesehatan Organisasi Kesehatan Dunla (WHO) tahun 2014, asma adalah penyebab kematian ke-13 di Indonesia. Secara global, Indonesia berada di peringkat ke-20 Untuk kematian terkait asma. Sekitar satu darl 22 orang menderita asma (Riskesdas, 2013). Namun, hanya 54 persen yang didiagnosis dengan hanya 30 persen kasus terkontrol dengan balk (Penelitian Pasar Asma di Indonesia, 2015).
“Adanya fakta bahwa banyak orang tidak menyadari bahwa dia sudah menyandang Asma dan PPOK merupakan salah satu penyebab keterlambatan diagnosa dan tatalaksananya. Hal ini menyebabkan tingginya angka rujukan dan pengobatan di fasilitas pelayanan kesehatan. Beberapa penanganan Penyakit Tidak Menular (PTM) telah dilakukan oleh Kementerian Kesehatan, namun tentunya upaya ini akan semakin efektif dengan dukungan pihak swasta dan Iapisan masyarakat Iainnya,” ujar dr. Lily S. Sulistyowati, MM, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Untuk mengatasi kebutuhan akan diagnosa dini dalam penanggulangan penyakit yang lebih baik, AstraZeneca berkomitmen untuk membantu dalam pengembangan Pusat Inhalasi di lebih dari 300 Puskesmas dan RSUD di Jakarta, guna menyediakan akses yang lebih balk kepada pasien. Cakupan tersebut akan diperluas hingga mencakup 4.000 Puskesmas dengan rawat inap di seluruh Indonesia dari tahun 2018 hingga tahun 2020. Saat ini, sudah berhasil dikembangkan 126 Pusat Inhalasi yang tersedia di seluruh Indonesia.
Pendekatan program “Healthy Lung” Iainnya ialah pengembangan kapasitas dan peningkatan kapabilitas tenaga kesehatan untuk tatalaksana penyakit paru. AstraZeneca akan menyediakan kegiatan edukasi bagi tenaga kesehatan dalam penanganan penyakit asma, PPOK dan kanker paru secara lebih baik. Program ini sejalan dengan upaya penambahan Pusat Inhalasi di Puskesmas dan RSUD. “Tujuan kami adalah untuk memberikan edukasi bagi sekitar 5000 tenaga kesehatan, yang kami prediksi akan menyasar kurang lebih sepuluh juta pasien,” kata Rizman Abudaeri, Pimpinan PT AstraZeneca Indonesia.
“Kami berharap bahwa program “Healthy Lung” akan membantu meningkatkan kapabilitas tenaga kesehatan di Indonesia dalam penanganan penyakit paru, karena ini merupakan aspirasi yang sejalan dengan strategi kesehatan nasional kami. Program “Heauhy Lung” akan menjadi dukungan panting bagi pembangunan peIayanan kesehatan di indonesia,“ ujar dr. Eni Gustina, MPH, PLT Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerlan Kesehatan.
Komentar
Posting Komentar