Palari Films Menghadirkan Karya Perdana Di Film POSESIF



Film POSESIF bercerita tentang LALA (Putri Marino) si atlet loncat indah yang hidupnya jungkir balik setelah menemukan cinta pertamanya, YUDHlS (Adipati Dolken), murid baru di sekolahnya. Janji setia Lala untuk Yudhis malah jadi jebakan, karena cinta Yudhis yang awalnya sederhana dan melindungi ternyata rumit dan berbahaya. Lala pun mengambang dalam pertanyaan: apa artinya cinta? Apakah seperti loncat indah yang bila gagal, harus ia coba lagi atas nama kesetiaan? Ataukah ia hanya sedang
tenggelam dalam kesia-siaan?

POSESIF merupakan karya perdana PALARI FILMS, sebuah rumah produksi yang ingin menghasilkan filmfilm berkualitas untuk pasar lndonesia dan internasional, serta diproduseri oleh Meiske Taurisia dan Muhammad Zaidy, atau biasa dipanggil Eddy. Film ini juga merupakan sebuah kolaborasi unik antara sutradara Edwin dengan penulis cerita Gina S Noer.

Karya-karya Edwin sebelumnya telah ditampilkan di berbagai festival film internasional, antara lain Babi Buta Yang Ingin Terbang yang memenangkan FIPRESCI Award 2009, Postcards From The Zoo yang terseleksi berkompetisi di Berlinale 2012, dan juga Kara Anak Sebatang Pohon, film pendek lndonesia pertama yang ditampilkan di Director’s Fortnight, Festival Film Cannes 2005. POSESIF adalah film
panjang pertama Edwin yang akan dirilis di bioskop-bioskop tanah air.

Gina S Noer sendiri sudah dikenal oleh penonton lndonesia. Sebagai penulis skenario, hasil karyanya telah disaksikan jutaan penonton lewat film-film box office seperti Habibie Ainun (2012) dan Rudy Habibie (2016).

Kegelisahan remaja menjadi daya tarik tersendiri bagi Meiske yang sebelumnya sudah banyak memproduseri film-film Edwin. Saat menjalani riset untuk POSESIF, perempuan yang turut memproduseri The Fox Exploits the Tiger’s Might (Lucky Kuswandi, 2015), Critic’s Week, Festival Film  Cannes, menemukan fenomena pacaran di mana, seakan~akan, pacar berhak mengontrol pasangannya
sepenuhnya. ”Banyak dari mereka merasa bahwa ’rasa kepemilikan’ adalah aktualisasi cinta,” ujar
Meiske.

Sementara itu Eddy, yang sebelumnya turut memproduseri Athirah pemenang Film Terbaik FFI 2016, tumbuh dengan menonton banyak film coming of age, yang memotret kenaifan dan kebebasan remaja. "Saya tertantang untuk mengangkat isu serius yang sangat relevan dan dekat dengan remaja, tapi tetap menghibur. Inilah yang kami coba bawa ke pasar remaja lndonesia lewat film POSESIF yang her-genre
Romance Suspense," ujarnya.
Bagi Edwin, fenomena ini adalah salah satu dari banyak sisi kehidupan remaja yang bisa dieksplorasi dan dikemas dalam bentuk film. Ia ingin memotret kisah asmara remaja lewat tokoh LALA dan YUDHlS yang salah mengartikan cinta pertama. ”Hubungan yang posesif disalahsangkakan sebagai cinta sejati,” jelas Edwin. ”Ada yang punya obsesi untuk ’ngebenerin’ pasangannya sehingga selalu memaafkan sebagai tanda kesetiaan,” tambah Meiskei POSESIF mewakili kisah cinta serupa yang mungkin sudah pernah,atau sedang dialami, dan harus dihindari oleh para penontonnya.

Peran Yudhis berhasil membuat aktor Adipati Dolken (Perahu Kertas, Jenderal Soedirman) yang sebelumnya sudah memutuskan untuk tidak lagi menerima peran sebagai anak SMA merasa harus membuat pengecualian. Pemenang piala Citra kategori Pemeran Pendukung Pria Terbaik FFI 2013 untuk film Sang Kiai ini merasa tertantang untuk mengembangkan sosok cinta pertama Lala yang kompleks. ”lni membuat gue harus nge-push diri gue untuk memberi lebih, yang membuat gue semakin matang sebagai aktor,” ungkap Adipati. la juga diberi kebebasan oleh Edwin untuk menyumbangkan ideaide dalam menginterpretasikan Yudhis.

Di film POSESIF, Adipati berpasangan dengan Putri Marino, seorang aktris pendatang baru berbakat yang dikenal sebagai presenter acara travel and adventure di salah satu stasiun TV swasta. Meski alasan utama Putri ingin bermain di film ini adalah Edwin yang karya-karyanya sudah ia kagumi sejak dulu, Putri sangat jatuh cinta dengan karakter Lala. Alasannya sangat personal, yaitu karena ia sangat dekat dengan karakter Lala kalau sudah berurusan dengan yang namanya cinta. Putri juga bersyukur karena tim POSESIF sangat solid dan sangat membantunya mulai dari proses riset untuk mendalami karakter Lala, selama proses persiapan, khususnya saat membaca skenario, dan juga saat pengambilan gambar untuk
film pertamanya ini.

Film ini turut didukung oleh dua aktor peraih Pia‘la Citra yaitu Cut Mini (Pemeran Utama Wanita Terbaik PH 2016 untukAthirah) dan Yayu Unru (Pemeran Pembantu Pria Terbaik FFI 2014 untuk Tabula Rasa).

Soundtrack film POSESIF mencakup nama-nama baru dan lawas. Dan, sebuah lagu klasik dari band Sheila
0n 7, turut meramaikan film ini. Selain itu ada juga nama Dipha Barus, seorang DJ Vang membuat
pengaruh yang cukup besar terhadap industri musik kontemporer Indonesia. Sejumlah band lndependen berkualitas turut dilibatkan, termasuk Banda Neira dan Gardika Gigih.

Hidup Lala (Putri Marino) jungkir balik. Bukan karena ia seorang atlet Ioncat indah, bukan pula karena ayahnya yang keras melatihnya, tapi karena Yudhis (Adipati Dolken), murid baru di sekolahnya. Yudhis adalah cinta pertama Lala. Dia berhasil mengikat hati Lala
hanya untuknya dan membuat gadis itu berjanji setia selamanya.

Namun perlahan Lala dan Yudhis harus menghadapi bahwa kasih mereka bisa
hadirkan kegelapan. Cinta Yudhis yang awalnya tampak sederhana dan
melindungi ternyata rumit dan berbahaya. Janji mereka untuk setia selamanya malah jadi jebakan.

Sekarang Lala mengambang dalam pertanyaan: apa artinya cinta? Apakah seperti Ioncat indah, yang bila gagal, harus ia terus coba lagi atas nama kesetiaan? Ataukah ia hanya sedang tenggelam dalam kesia-siaan?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sophie Martin Plaza Semanggi Keren

PT Bintang Anugerah Kencana Sebagai Distributor Nasional Indonesia Yang Ditunjuk Oleh F-Secure

Familiar Song Gerald Situmorang